category : catatan kuliah
dibawah ini adalah catatan kuliah gw selama menempuh pendidikan lanjutan, semoga dapat membantu teman-teman yang sedang kuliah di jurusan komunikasi khususnya advertising..
Advertorial merupakan advertising editorial, merupakan iklan (advertising) yang dikemas dalam bentuk selain iklan display yang biasa kita lihat di berbagai media.
Biasanya advertorial tidak mudah dikenali sebagai iklan karena dikemas dalam berbagai format. Contohnya saja dalam format artikel, feature, kuis, tips dan lain-lain.
Dalam media anak-anak (misalnya Bobo), advertorial bisa muncul dalam bentuk cergam, komik dan permainan (games). Tapi tampaknya sudah terdapat etika cukup saklek dalam ber-advertorial di media massa, yaitu judul "Advertorial" yang biasanya dicantumkan di bagian kiri atau kanan advertorial.
Lalu, bagaimana job description seorang copywriter dalam proses mencipta advertorial? Dari proses kreatif mereka mencari ide sampai tampil di media cetak?
Karena proses pembuatan advertorial merupakan bagian kecil dari kampanye sebuah produk (baca: iklan), jadi hubungan kerja copywriter erat kaitannya dengan perusahaan yang mengeluarkan produk (klien) dan biro iklan yang mewakili kepentingan klien yang bersangkutan.
1. Copywriter menerima job dari klien, yang diwakili oleh sebuah biro iklan, yang biasanya sudah merupakan rekanan dari perusahaan tempat si copywriter bekerja. Untuk selanjutnya, hubungan antara copywriter dan klien tersebut, dapat diwakili oleh biro iklan tersebut. Tetapi tidak mustahil apabila klien memilih untuk dapat langsung berhubungan dengan sang copywriter.
2. Konsep advertorial didiskusikan oleh copywriter dan pihak biro iklan dan disusun dalam sebuah brief. Brief ini biasanya mengandung hal-hal yang berkaitan dengan advertorial produk yang akan dibuat: bentuk/ format, angle, hal-hal apa yang akan ditonjolkan dan rencana grafis. Karena dalam beberapa advertorial, konsep yang tersusun dalam brainstorming tersebut kerap berhubungan dengan grafis, biasanya copywriter juga akan disertai oleh seorang desainer grafis atau ilustrator. Tentunya hal ini tergantung dari ide apa yang hendak dilontarkan copywriter dalam meeting tersebut.
3. Begitu brief sudah tersusun, copywriter sudah bisa bergerak untuk melakukan proses mencipta. Proses mencipta ini, tentu saja dibatasi oleh deadline yang biasanya berkisar antara 2 minggu. Waktu 2 minggu itu sudah termasuk proses approval oleh klien, yang biasanya juga dibatasi dalam 2 kali approval. Bila selama waktu yang telah ditentukan, klien belum memberi approve juga, tentunya hal ini bisa diatasi dalam "cara kekeluargaan".
Jenis-jenis Advertorial
Berikut terdapat beberapa jenis advertorial yang disusun dalam berbagai format:
1. Format artikel. Format ini biasa Anda dapatkan di surat-surat kabar, dari KOMPAS, Republika, Media Indonesia dan Suara Pembaruan. Format ini juga bisa ditemukan di majalah-majalah politik atau wanita.
2. Tips. Format advertorial seperti ini biasanya mudah ditemukan di majalah-majalah remaja, seperti Hai dan Gadis. Contoh: tips mengatasi jerawat, yang biasanya di akhir tulisan disertai dengan menyebutkan produk yang diadvertorialkan.
3. Kuis. Hal ini bisa dilaksanakan berkat kerjasama dengan klien yang bersangkutan.
4. Cerita bergambar, komik dan permainan. Biasa ditemukan pada majalah-majalah anak-anak. Contoh paling mudah ditemukan adalah majalah Bobo.
Bekal Menjadi Copywriter
Beberapa bekal yang harus siapkan untuk menjadi copywriter yang ideal:
1. Kemampuan menulis. Hal ini sudah tentu tidak bisa ditawar lagi. Hal ini tidak berarti Anda harus merupakan lulusan Jurnalistik atau Fakultas Komunikasi, ataupun berlatar belakang periklanan. Yang penting, Anda memiliki kemampuan menulis. Jangan khawatir, jaman sekarang, kemampuan menulis bisa ditumbuhkembangkan, yang penting Anda punya keinginan.
2. Kreatif. Sama seperti copywriter biro iklan, seorang copywriter tentunya diharapkan memiliki ide-ide kreatif untuk menciptakan advertorial yang lain dari yang lain. Ide untuk menciptkan kuis-kuis menarik, tips-tips ringan yang bisa disangkutpautkan dengan produk yang akan diadvertorialkan. Pendeknya adalah mencari tema dan konsep advertorial yang cocok dan catchy untuk produk yang akan ditampilkan.
3. Memiliki keinginan mempelajari hal-hal baru. Seorang copywriter, biasanya selalu dihadapkan pada hal-hal baru. Contohnya begini. Seorang copywriter yang sudah biasa menulis untuk media anak, tiba-tiba diberi tugas untuk membuat advertorial untuk media remaja. Tentu saja mereka harus selalu dibekali oleh kemampuan mencari informasi tentang hal-hal baru dengan waktu seefisien mungkin.
4. Sebagai seorang copyriter, dituntut juga untuk turun ke lapangan alias melakukan wawancara. Tapi wawancara di sini tentu saja konteksnya beda dengan wawancara yang bisa dilakukan oleh para kuli disket. Wawancara untuk seorang copywriter biasanya sudah ditentukan waktunya. Contohnya begini: sebuah advertorial mengenai produk make up terbaru, dimana klien menginginkan dalam advertorial tersebut dimuat pengakuan seorang aktris pendatang baru yang "cerita"nya telah mencoba produk tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar